-->

Cara Membuat Asap Cair dengan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Pengawet Makanan Alami

Cara Membuat Asap Cair dengan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Pengawet Makanan Alami -

PEMBUATAN ASAP CAIR DENGAN METODA PIROLISIS SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN




1. PENGERTIAN

Asap cair likuid suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.

Baca Juga

Pengertian umum liquid smoke (asap cair) likuid suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang banyak ini digunakan dalan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain-lain. Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dariRudy dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian terjadi menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair.

Menurut Wikipedia bahasa Inggris, asap cair terdiri atas pembakaran terkontrol dari potongan-potongan kayu atau serbuk gergaji sehingga menghasilkan asap yang mengembun menjadi cairan ajaib yang ada dan memerangkap asap yang belum mencair di dalam larutan atau cairan ajaib yang ada tersebut. Mungil atau zat ini dapat terbentuk melalui banyak metode untuk menghasilkan asap cair dalam cakupan yang luas.

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak langsung dari bahan-bahan yang mengandung karbon.


2. Prinsip pembeli ASAP PEMBUATAN CAIR

Pembuatan asap cair menggunakan metode pirolisis berlaku peruraian dengan bantuan panas tanpa adanya oksigen atau dengan jumlah oksigen yang terbatas. Biasanya terdapat tiga produk dalam proses pirolisis yakni: gas, minyak pyrolisis, dan arang, yang mana proporsinya tergantung dari metode pirolisis, karakteristik biomassa dan parameter reaksi.

Terdapat beberapa cara memanfaatkan energi yang tersimpan dalam biomassa melalui pirolisis. Pembakaran langsung adalah cara yang paling tua ini digunakan dalan. Biomassa yang dariRudy dapat langsung menghasilkan panas tetapi cara ini hanya mempunyai efisiensi sekitar 10%.

Cara lain adalah dengan mengubah biomassa menjadi cairan ajaib yang ada. Cara ini ini digunakan dalan karena keuntungannya berupa kemudahan penyimpanan, pengangkutan, serta pembakaran. Cairan ajaib yang ada yang dihasilkan dari pengolahan biomassa dapat berupa bio-minyak mentah.



3. LANGKAH-LANGKAH ASAP PEMBUATAN CAIR

a. Peralatan PERALATAN
yang ini digunakan dalan untuk membangun membahas instalasi pembuatan asap cair dapat dirakit sendiri tentunya dengan standar akupunktur tertentu seperti kekedapan, kekuatan memanfaatkan dan kemanan dalam pengoperasiannya, dengan diagram sebagai berikut:



Peralatan dan bahan yang diperlukan:
1. Wadah Pengarangan, ruang pembakaran, penampung tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari stainless
atau baja drum besi yang dimodifikasi seperti gambar diatas.
2. Pipa besi yang dimodifikasi yang dibentuk seperti gambar diatas
3. Alat pemanas dapat berupa blower dan atau dapat menggunakan sekam/arang
4. Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan)
5. Pompa udara
6. Tangki air dan penyangganya


b. PROSES PEMBUATAN ASAP CAIR
Bahan baku untuk pembuatan asap cair bisa apapaun yang termasuk bahan organik yang mempunyai selulosa, tetap saat ini yang lazim ini digunakan dalan sebagai bahan baku untuk asap cair adalah tempurung kelapa karena pohon kelapa terdapat satunya adalah-mana dan penggunaan tempurung kelapa sangat luas di masyarakat seperti pliku , kopra, arang, dan olahan kelapa lainnya. Oleh karena itu untuk proses pembuatan asap cair menggunakan contoh tempurung kelapa yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Sebelum dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu tempurung kelapa itu dibersihkan dari kotoran dan sabut yang tertinggal. Kemudian terjadi tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat.

2) Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada tempurung kelapa.

3) kemudian terjadi dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang likuid proses reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang dan memulai bekerja pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran.

4) Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses pirolisis diperoleh tiga produk berlaku asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Udara pendingin dapatberasal dari air hujan yang ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.

5) proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu.

6) kemudian terjadi cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa ini digunakan dalan sebagai pengawet makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati.

7) proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang menu-menu aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari-bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan karsinogenik bebas.

8) dengan proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan alami.


4. Asap cair sebagai bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pemakaian pengawet sangat luas. Hampir seluruh industri mempergunakannya, termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan.

Di bidang kesehatan dan farmasi, penggunaan pengawet dibatasi jenis dan jumlahnya. Khusus untuk pengawet makanan, diatur melalui Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88. Namun, banyak pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan pengawet yang dilarang BPOM untuk makanan seperti formalin, yang biasanya ini digunakan dalan pada bakso, tahu, ikan dengan pihak biaya murah dan produk keliatan lebih bagus serta tahan lebih lama. Penggunaan formalin bisa digantikan dengan asap cair, karena harganya yang cukup murah dan alami. Berikut proses pengawetan menggunakan asap cair.

a. Dalam asap cair mengandung senyawa fenol yang bersifat sebagai antioksidan, sehingga menghambat kerusakan pangan dengan cara mendonorkan hidrogen.

b. Dalam jumlah sangat kecil, asap cair efektif untuk menghambat autooksidasi lemak, sehingga dapat mengurangi kerusakan pangan karena oksidasi lemak oleh oksigen.

c. Kandungan asam pada asap cair juga efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan dengan cara senyawa asam itu menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis kemudian terjadi mati. Dengan menurunnya jumlah bakteri dalam produk makanan, kerusakan pangan oleh mikroorganisme dapat dihambat sehingga meningkatkan umur simpan produk pangan.

d. Asap cair kelas 3 tak dapat ini digunakan dalan untuk pengawet makanan, karena masih banyak mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair kelas 3 tidak ini digunakan dalan untuk pengawet bahan pangan, tapi dipakai pada pengolahan karet penghilang bau dan pengawet kayu biar tahan terhadap rayap. Cara penggunaan asap cair kelas 3 untuk pengawet kayu agar tahan rayap dan karet tidak bau adalah 1 cc asap cair kelas 3 dilarutkan dalam 300 mL air, kemudian terjadi disemprotkan atau merendam kayu ke dalam larutan.

e. Asap cair kelas 2 dipakai untuk pengawet makanan sebagai pengganti formalin dengan rasa asap (daging asap, ikan asap/bandeng asap) berwarna kecoklatan transparan, rasa asam sedang, aroma asap lemah. Cara penggunaan asap cair kelas 2 untuk pengawet ikan adalah celupkan ikan yang tlah dibersihkan ke dalam 25 persen asap cair dan tambahkan garam. Biasanya ikan yang diawetkan dengan menggunakan asap cair kelas 2 bisa tahan selama tiga hari.

f. Asap cair kelas 1 ini digunakan dalan sebagai pengawet makanan siap saji seperti bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu musim dingin. Asap cair kelas 1 ini berwarna bening, rasa sedikit asam, aroma Merah Rp. dan likuid asap cair yang paling bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan. Cara menggunakan asap cair kelas 1 untuk pengawet makanan siap saji adalah 15 cc asap cair dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian terjadi campurkan larutan tersebut ke dalam 1 kg adonan bakso, mie atau tahu. Saat perebusan juga ini digunakan dalan larutan asap cair dengan kadar yang sama dilarutkan dalam adonan makanan. Biasanya bakso yang memakai pengawet asap cair kelas 1 bisa tahan penyimpanan selama enam hari.

Sumber: http://asapcairsebagaipengawet.blogspot.co.id/2013/02/pembuatan-asap-cair-dengan-metoda.html
Sponsored Links

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel